Matahari memunculkan sinarnya menyambut pagi hari yang sangat cerah dan indah, aku bergegas bangun dari tidurku untuk bersiap-siap berangkat ke sekolah, ibu selalu membantuku menyiapkan peralatan sekolah dan tak hanya itu ibu selalu menyiapkan sarapan pagi untukku dan merapihkan bajuku sebelum aku bergegas berangkat ke sekolah. Aku duduk di bangku SD kelas 1 yang tempatnya tidak jauh dari rumahku makadari itu aku selalu berjalan kaki menuju sekolah.
Nina, Putri dan Tia, mereka adalah sahabatku. Tidak hanya di sekolah di rumahpun aku selalu bermain dengan mereka. Hari ini aku belajar bahasa Indonesia, aku merasa sangat senang walaupun baru dikelas satu namun teman-tean dikelas mereka semua sudah seperti teman-teman lama mereka semua sangatlah baik, begitupun aku suka dengan guru-gurunya. Aku belajar dengan sangat gembira. Tak lama kemudian saat sedang belajar di kelas bel pun berbunyi “krriiiinggg” itu adalah tanda bel istirahat. Aku bergegas menyiapkan buku dan alat tulisku dan keluar kelas bersama dengan Nina, Putri dan Tia, begitupun dengan teman-teman kelas yang lain. Aku dan teman-teman menuju kantin.
Tiba-tiba Nina bertanya sambil kita berjalan menuju kantin “De, kamu udah ngerjain tugas dari bu vera?”, “Oh iya nin, aku lupa untung kamu ingetin” aku menjawab dengan kaget karna aku emang orangnya pelupa, hehe. Kemudia si Tia menyambung “Gimana kalo kita ngerjainnya bareng” aja, kita kerja kelompok dirumah dede”, “hayu, itu ide bagus” sambung putri. Akupun ikut menyambung obrolan “ Boleh-boleh, nanti siang sehabis pulang sekolah ya”. Sambil jalan menuju kantin dan sampai tiba dikantin kita selalu mengobrol dengan penuh canda dan tawa. Beberapa menit kemudian bel pun berbunyi lagi menunjukan bel masuk dan sampai akhirnya bel berbunyi menunjukkan waktunya pulang sekolah. Setibanya di rumah, tak pernah terlewat aku selalu mencium tangan ayah dan ibu. Lalu aku masuk kamar dan menggati pakaian dan bersiap untuk belajar bersama dengan teman-temanku. Tak lama kemudian nina dan tia dateng, Ibu yang membuka pintu dan menyuruh nina dan tia masuk “eh nina, tia sini masuk. kalian mau belajar kelompok sama dede yah?” ibu menyambut kedatangan nina dan tia. Karna si nina, tia dan putri sering main kerumahku ibu jadi kenal baik dengan mereka. “iya bu, dedenya ada?” jawab nina dan tia, “ada ko nanti yah tante panggilin” Kemudian ibu memanggilku “dee, ini ada nina sama tia”, “iya bu” jawabku sambil datang ke ibu, nina dan tia. “eh kalian udah dateng, sini ayo kita ngerjain tugasnya di kamar aku aja” ajak aku. Kemudian kita belajar di kamarku, “oh iya, si putri kemana nin, put ? dia ga keliatan?” Tanya aku karna si putri ga ada. “si putri katanya bakal nyusul de, dia dateng kesininya telat soalnya dia mau ada urusan sebentar katanya” jawab tia. “oh gitu, yaudah ayo kita mulai ngerjain tugas” jawabku. Tak lama kemudian putripun dateng dan kita mulai mengerjakan tugas. Selesainya mengerjakan tugas nina, putri dan tia pun pulang kerumah masing-masing.
Jam
sudah menunjukan pukul 1.30 pm, waktunya aku berangkat ke sekolah madrasah yang
tempatnya ga sedeket seperti sekolah dasarku. Aku berangkat bersama kaka ku nurul,
dengan menaiki sepeda. Awalnya emang sangat malas dari pagi sampe siang pun aku
harus sekolah. Tapi akupun sadar itu semua demi kebaikan aku, ibu selalu bilang
membangun sesuatu yang besar hingga kelak menjadi seseorang yang sukses itu
dimuai dari kecil. Maka dari itu dari kecil lah semua harus diperbaiki dan
diajarkan hal-hal yang baik hingga kelak dewasa dapat merasakan dan menyadari
betapa pentingnya menuntut ilmu. Aku berangkat madrasah dengan dibonceng kaka
ku dengan naik sepeda, kaka sekarang di bangku kelas empat dan aku di bangku
kelas satu. Kaka selalu ngejagain aku, jadi walaupun aku masih kecil ibu tidak
terlalu menghawatirkan aku berangkat ke madrasah karna aku berangkat dengan
kaka ku. “hayo de, kita berangkat nanti kita telat kaka udah siap” terdengar
suara kaka memanggilku dan menyuruhku agar cepat bergegas untuk bersiap-siap
berangkat madrasah. “iya ka” jawabku. Kemudian kita berpamitan dengan ibu,
karna ayah belum pulang kerja jadi aku dan kakaku hanya berpamitan dengan ibu.
“ibu, kita berangkat madrasah dulu ya” kaka berpamitan dan kemudian kita
mencium tangan ibu. Sampainya di
madrasah aku masuk kelasku dan kaka masuk kekelasnya kaka juga. Aku
mengikuti pelajaran tentang agama dan banyak pelajaran-pelajaran yang aku
dapat. Selesainya madrasah bel pun berbunyi aku dan kaka ku pun bergegas pulang
ke rumah. Sesampainya di rumah ayah sudah terlihat ada dirumah, ibupun sudah
menyuruhku untuk mandi dan bergegas ke mushola untuk mengaji karna haripun
sudah semakin sore. “nurul, dede, cepet mandi terus ke mushola” ibu menyuruh
aku dan kakaku “iya buu” aku dan kaka pun menjawab. Setiap harinya kegiatan aku
seperti itu ibu selalu mengajarkan aku tentang kedisiplinan dan kerajinan. Dari
pagi sampai malam aku di suruh menuntut ilmu dan ga boleh jadi anak yang malas.
Selesainya mengaji aku dan keluargaku makan malam di rumah, itulah moment yang
paling membuat aku bahagia saat makan bersama dengan penuh keharmonisan. Hari
sudah semakin malam jam sudah menunjukan pukul 21.00 pm, ibu sudah menyuruhku
untuk tidur. Akupun beranjak ke kamar dan tidur.
Ke
esokan harinya seperti biasa aku pergi ke sekolah. Bel masuk pun berbunyi pak udin
masuk ke kelasku, “pagi anak-anak…” sambut pak udin. “pagi pak…”jawab aku dan
semua teman-teman kelas. “kalian udah ngerjain tugas yang bapak kasih kemarin
kan?” Tanya bapak. “sudah pak…” jawab seluruh anak kelas.”bagus, sekarang
silahkan kalian kumpulin tugas kalian” saut bapak menyuruh kita (anak kelas)
untuk mengumpulkan tugas. Kita semua pun
mengumpulkan tugas tersebut. Setelah beberapa menit dan jam kemudian setelah
bel istirhat, bel menunjukkan waktunya pulangpun berbunyi, seperti biasa aku
bergegas menyiapkan memasukkan buku dan alat tulisku ke dalam tas. Aku berjalan
keluar kelas dan menuju rumah yang letaknya tidak jauh dari sekolahku. Rumah
nani, tia, dan putri berlawanan arah dengan rumahku jadi aku gak bisa pulang
bareng dengan mereka.
Sampainya
dirumah…
Terlihat
ibu sedang menonton tv, dan seperti biasanya aku mencium tangan ibu. “ganti
pakaian lalu makan de” suruh ibu “iya bu, aku masuk kamar dulu” jawabku.
Setelah beberapa jam kemudian haripun sudah malam menunjukkan pukul 08.00 pm.
Aku dan keluarga seperti biasa makan malam bersama, sambil makan ada
obrolan-obrolan sedikit. Kemudian ayah membuat topik pembicaraan “gimana dengan
sekolahmu nurul, dede ?” Tanya ayah. “lancar yah” jawab aku dan kaka. “ayah
bakal kasih kalian hadiah kalau kalian bisa masuk tiga besar di kelas kalian,
kita nanti jalan-jalan ke suatu tempat. Kalian pasti mau kan?” kata ayah.
“maauuu yah” jawab aku dan kaka sangat girang dengan sangat berharap dan
menginginkan itu. “ok, kalian harus belajar dengan rajin” kata ayah. “tuh,
dengerin kata-kata ayah, makanya kalian jangan bandel dan harus rajin belajar”
sambung ibu membela ayah. “sip yah, bu” jawab aku dan kaka dengan penuhh
keriangan. Suasana makan malam itupun menjadi sangat harmonis dengan penuh
canda dan tawa. Selesai makan kami menonton tv bersama, terkadang penuh
kecekcokann karena banyak selera dan mempunyai kesukaan acara yang berbeda,
dengan ayah yang menyukai acara bola, aku dan kaka suka dengan acara kartun dan
sedangkan ibu selalu menjadi penengah kami dan selalu menasehati kami. Tapi hal
itu tidak dapat mengurangi keceriaan ketika kami sedang berkumpul. Selalu ada
canda dan tawa ketika kami sedang bersama, aku merasa sangat bahagia dan
bersyukur di beri keluarga yang sangat menyayangi aku dan penuh keharmonisan. Haripun
semakin larut seperti biasanya ibu menyuruhku tidur dan akupun beranjak masuk
ke kamar. Tetapi tak lupa sebelum tidur ibu selalu menyuruhku untuk belajar
terlebih dahulu.
Waktu
semakin berlalu berganti detik, menit, jam, dan hari. Waktunya tiba pelaksanaan
ulanga akhir semester. Aku berusaha belajar dengan giat agar aku bisa membuat
bangga ayah dan ibu. Ibu pun selalu menyuruhku untuk selalu belajar agar dapat
mngerjakan soal-soal ulangan semester dengan baik dan benar. Hari demi hari aku
mengikuti ujian akhir semester, dan Alhamdulillah aku selalu bisa mengerjakan
soal-soal itu dengan lancar. Bapak dan ibu guru selalu mengawasi kami ketika
sedang mengerjakan soal-soal tersebut dan dengan percaya diri aku mengerjakan
soal-soal tersebut. Sampai akhirnya selesai ujian akhir semester, aku selalu
menunggu hasil yang akan diumumkan bapak/ibu guru. Hari pengumuman hasil ujian
akhir semester itupun tiba, pak udin mengumumkan hasil ujian akhir semester aku
dan semua anak kelas. “hari ini saya akan membagikan hasil dari ujian akhir
semester kalian dan bapak juga akan mengumukan siapa saja yang masuk dalam tiga
besar dikelas ini, kalian sudah siap anak-anak?” ucap pak udin. “siap pak” kami
pun menjawab. “ kemudian bapak mengumumkan hasilnya. “bapak akan membagikan
raport kalian sesuai dengan peringkat kalian” ucap pak udin. “dan yang menerima
raport pertama dan otomatis menjadi juara pertama adalah dino” sambung bapak
mengumumkan. Aku sangat kecewa karna tidak bisa mendapatkan juara kelas tetapi
aku juga sangat bersyukur walaupun aku gak bisa jadi juara kelas aku bisa
mendapatkan peringkat kedua “dan juara kedua di kelas ini adalah dede” sambung
pak udin mengumumkan. Pak udn pun mengucapkan selamat sembari aku menerima
raport tersebut. Setibanya di rumah aku member tau ayah dan ibu. Ayah dan ibu
pun senang dan bangga “sudah gak papa biarpun bukan juara pertama, setidaknya
kamu bisa meraih tiga besar dan bisa menjadi juara kedua” kata ibu. Ayah pun
mengucapkan selamat kepadaku. “iya yah, bu aku juga senang” jawabku sambil
tersenyum. Akupun ingat perkataan ayah yang bakalan ngajak jalan-jalan kalo aku
dan kaka bisa masuk di tiga besar. Kebetulan kaka pun mendapatkan peringkat di
tiga besar.
Weekendpun
tiba….
Di
pagi hari ini aku sangat bersemangat karna hari ini adalah hari dimana aku dan
keluargaku akan pergi jalan-jalan. Sesampainya di tempat wisata aku dan kaka ku
bermain-main dengan penuh kebahagiaan. Hari pun semakin sore aku semakin
menikmati suasana dan saatnya pulang kerumah kami kembali ke mobil dan bergegas
pulang ke rumah. Hari ini adalah hari yang paling bahagia buat aku, aku bisa
berkumpul dan bermain-main dengan ayah, ibu dan kaka.
Hari
demi hari dan tahun berganti tahun pun berlalu, aku naik ke kelas dua sampai ke
kelas empat. Di kelas empat aku sudah semakin tumbuh besar dan semakin akrab
mengenal teman-teman kelas. Hari ini adalah hari pertama aku memasuki kelas
empat, sampainya di gerbang sekolah tiba-tiba ada seseorang yang memanggilku
“hai de” panggil putri. “hai put, ayo kita ke kelas bareng” saut aku. Lalu aku
dan putri berjalan menuju kelas bersama. Aku duduk bersama putri dan nina
bersama dengan tia. Hari ini semua teman-teman terlihat sangat bersemangat
karna mendapat kelas baru, dan terlihat semua serba baru dari mulai buku, alat
tulis, tas sampai seragampun banyak yang terlihat baru. Sampai saat ini aku,
nina, putri da tia masih bersahabat dengan baik. Kita masih sering bermain
bersama-sama di kelas maupun di rumah. Di kelas empat aku mulai mengikuti
kegiatan perkemahan, menurutku
perkemahan itu menyenangkan walaupun tidak sedikit juga yang bilang
kalau perkemahan itu melelahkan tapi menurutku perkemahan memberikan banyak
pelajaran dan pengalaman yang positif. Dari saat itulah aku menyukai kegiatan
perkemahan.
Beranjak
hari aku naik ke kelas enam, peringkat ku masih tetap sama dari kelas satu
smpai sekarang, aku masih diperingkat dua di kelas. Sekarang aku mulai fokus
tentang ujian nasional, aku belajar dengan giat agar mendapatkan nilai yang
bisa membuat ayah dan ibu bangga. Aku mengikuti les setiap sehabis pulang
sekolah, aku juga sering belajar bersama dengan tia, nina dan putri. Tiba
saatnya ujian nasional, aku bergegas berangkat ke sekolah dengan hari yang
masih sangat pagi karna aku takut telat masuk kelas karna ini adalah hari yang
paling menegangkan buatku, hari dimana aku harus berjuang demi kelulusanku dan
aku agar aku bisa lanjut ke SMP. Tiga hari aku mengikuti ujian nasional, aku
merasa sangat tegang dan takut pada saat itu. Hari berlalu hasil tes ujianpun
akan segera di bagikan, akhirnya aku bisa melihat kertas yang berisikan kata
“LULUS”. “Terimakasih ya Allah, engkau selalu memberikan yang terbaik untuk
hambaMu” tak hentinya aku bersyukur. Ayah dan ibu pun bangga karna tak hanya
mendapatkan kata lulus, akupun mendapatkan nilai yang cukup memuaskan. Nina,
tia dan putri pun mendapatkan kata lulus. Aku sangat merasa bahagia akhirnya
aku dan teman-temanku bisa lulus dan bisa melanjutkan ke SMP.
Setelah
ujian nasional berakhir, liburanpun tiba. Di liburan itu aku ga hanya berlibur
ke suatu tempat seperti bersama keluarga dan teman-teman tetapi aku juga
mencari-cari info tentang sekolah menengah pertama (SMP). Aku sudah ga sabar
ingin melanjutkan sekolah, pendaftaranpun sudah di mulai aku mendaftarkan ke
SMP yang letaknya ga terlalu jauh juga dari rumahku. Aku mendaftarkan diri dan
di terima di SMP itu. Aku sangat senang karna ternyata nina, tia dan putri juga
di terima masuk SMP yang sama denganku. Tetapi sayangnya kelas kita
berbeda-beda, aku bareng dengan nina di kelas 7C, tia dan putri di kelas 7D.
walaupun begitu kita masih bisa saling bareng-bareng terus. Di waktu liburan
itu aku menyiapkan buku-buku dan alat tulis yang akan aku butuhkan di sekolah
baruku, seragampun aku siapkan dan aku senang mempunyai seragam baru yaitu
seragam putih-biru. Aku menantikan hari disaat masuk sekolah, aku berada di
kelas yang baru, bangku baru, guru baru dan pasti mempunyai teman-teman yang
lebih banyak juga J.
Hari
pertama masuk sekolah…
Aku
berangkat sekolah dengan membawa sepeda, hari itu adalah hari pertamaku masuk
sekolh setelah tiga hari OSPEK kemarin, yaitu hari dimana saat itu perkenalan
tentang sekolah dan biasa lah kaka senior sellu iseng ngerjain junior.
Sampainya di sekolah aku menaruh sepedaku di tempat parkir, lalu aku berjalan
menuju kelas. Setibanya di kelas terlihat nina sudah duduk disana, “hei de,
sini duduk sama aku” ajak nina. Akhirnya akupun duduk disamping nina. “udah
dateng daritadi nin?” tanyaku. “ga juga de” jawab nina. Banyak muka-muka asing
yang tak aku kenali karna ini adalah hari pertama masuk sekolah jadi semua
masih terasa canggung di kelas. Tak lama kemudian ada guru masuk, “pagi
anak-anak” saut ibu guru. “pagi bu” kamipun menjawab. Ibu memperkenalkan diri
dan kami semua pun memperkenalkan diri pula dengan maju di depan kelas. Tak
hanya itu ibu Anti yang sekarang jadi wali kelas kami menyuruh kami untuk
memilih ketua kelas dan anggota lainya. Aku terpilih menjadi kandidat sebagai
ketua kelas dan akhirnya akupun yang terpilih untuk menjadi ketua kelas di 7C
dan nina terpilih menjadi seketaris. “ciee, selamat yah de” ucap nina. “ah
biasa aja dong nin, kamu juga selamat yah” ucapku sambil tersenyum malu. Setiap
hari aku ngurusin anak-anak kelas yang memiliki sifat yang berbeda-beda dan
yang bikin cape ketika ngurusin anak-anak yang super bandel yang ga bisa di
bilangin. Tetapi banyak manfaat yang aku dapat sejak menjadi ketua kelas, aku
bisa jadi disiplin, pemberani, bertanggung jawab dan dekat dengan guru-guru
terutama dengan ibu Anti wali kelasku.
Sejak
saat aku menjadi ketua kelas, kegiatanku menjadi cukup banyak karena harus
mengurus ini dan itu. Di hari itu
tepatnya hari senin seperti biasa di sekolahku mengadakan upacara bendera, aku
di tunjuk untuk ikut serta menjadi anggota upacara bendera tersebut. Saat itu
aku masih merasa canggung dan ga pede karena aku masih duduk di kelas satu dan
dilihat banyak senior. Untungnya nina, putri dan tia selalu mendukungku dan
selalu memberi support. Selesai upacara aku bersama dengan tia, putri dan nina
beranjak pergi ke kantin begitupun dengan anak-anak yang lain.
Hari-hari
di SMP pun sangat membuatku bahagia, aku dapat menemukan teman-teman baru yang
begitu baik dan menemukan guru-guru baru. Berhari-hari aku mengikuti pelajaran
di kelas satu dan mengerjakan berbagai tugas pula. ujian di kelas satupun telah
tiba, akuberusaha untuk lebih giat lagi belajar agar dapat masuk ke tiga besar
lagi. Ujianpun berakhir dan pengumuman naik kelas beserta peringkat kelas akan
segera diumumkan. Hari itu ibu Anti mengumumkan di kelas da akhirnya gak
disangka aku dapat menduduki peringkat pertama di kelas, aku sangat bahagia dan
gak sabar untuk memberitahu ayah dan ibu.
Kelas
satupun telah usai aku naik ke kelas dua dengan kelas yang baru dan begitupun
dengan teman-teman. Saat naik kelas anak-anakpun diacak kembali dalam
menentukan kelas baru. Akupun pisah dengan nina, tia dan putri. Walaupun begitu
untungnya teman-teman kelas yang barupun begitu baik-baik. Walaupun aku, nina,
putri dan tia berbeda kelas kita masih sering main bersama saat jam istirahat.
Dikelas dua aku mulai mengikuti organisasi-organisasi, seperti di OSIS dan
pramuka. Tak terasa setelah kelas dua pun usai aku naik ke kelas tiga, seperti
biasa kelas dan teman-teman kelaspun diacak kembali, akhirnya di kelas tiga ini
aku bersama dengan tia. Di kelas tiga aku masih sering berkumpul dengan nina,
tia dan putri hingga sampai masa SMP usai dan ujian nasionalpun sudah
diumumkan. Mendekati ujian nasional aku mengikuti bimbel setelah usai belajar
di kelas, begitupun dengan teman-teman yang lain.
Masa-masa
SMP pun aku lewati sampai tak terasa aku beranjak semakin dewasa. Setelah ujian
SMP usai, aku melanjutkan ke SMA yang letaknya lumayan jauh dari rumahku. Aku
harus mengendarai sepeda motor untuk pergi ke sekolah dan mencapai waktu 15
menit. Hari itu, pertama masuk sekolah di SMA, aku masuk kelas X-1 tetapi
sayangnya kelasku dipisahkan lagi dengan putri, tia dan nina. Kita akhirnya
masuk satu SMA yang sama, walaupun kelas kita berbeda. Saat kelas satu aku
masih mengikuti kegiatan pramuka begitupun sampai kelas dua. Di SMA aku
mendapati teman-teman yang berbeda dengan SMP. Mereka semua baik, tapi aku
merasa lebih asik dengan teman-teman di SMP entah kenapa aku merasa begitu.
Sayangnya di SMA aku tidak bisa masuk kedalam peringkat tiga besar di kelas,
aku merasa sangat kecewa. Entah mungkin karna teman-teman di SMA ku yang lebih
pintar karna mungkin di sekolah mereka semasa SMP pembelajarannya berbeda
karena itu mereka lebih pintar-pintar ataukah mungkin memang aku yang
belajarnya kurang giat hehe. Tapi untungnya kedua orangtua ku mengerti tentang
hal itu dan tidak terlalu menyalahkanku, yang penting aku harus terus belajar
dengan giat. Masuk di kelas dua di bagi menjadi dua jurusan yaitu IPA san IPA.
Aku masuk ke dalam jurusan IPA begitupun dengan tia, nina dan putri.
Setelah
masuk ke kelas dua, bapak dan ibu guru mulai membicarakan soal perguruan
tinggi. Napak dan ibu guru selalu member motivasi siswa-siswa agar melanjutkan
ke perguruan tinggi. Setiap tahunnya selalu ada acara Univday yaitu acara
perkenalan kampus-kampus atau universitas-universitas yang ada di jawa barat,
jawa tengah maupun jawa timur. Para alumni-alumni memberikan informasi
universitas yang mereka tempati dan mengajak kita untuk melanjutkan ke
universitas tersebut. Menurutku itu adalah acara yang sangat bagus karna dapat
memberikan motivasi kepada siswa-siswa.
Usai
di kelas dua aku naik ke kelas tiga dan berada di kelas baru. Aku semakin akrab
dengan teman-teman di kelas karna di tahun pertama masuk kelas satu ada
sebagian yang sama dan dikelas dua sampai kelas tiga masih ddengan teman yang
sama sehingga kami menjadi semakin akrab. Di kelas tiga saatnya untuk fokus
belajar untuk memikirkan ujian nasional dan melanjutkan ke perguruan tinggi,
jadi aku tidak lagi mengikuti organisasi-organisasi. Setelah usai belajar di
kelas aku begitupun dengan teman-teman mengikuti bimbel untuk menghadapi ujian
nasional.
Ujian
nasionalpun tiba…
Hari
ini dimulai ujian nasional, aku berangkat lebih pagi dari hari biasanya.
Perasaanku mulai dagdigdug menghadapi ujian nasional karna penentuan kelulusan
SMA selama aku sekolah di tentukan di ujian nasional ini. Aku mengikuti ujian
nasional dengan berharap aku bisa mendapatkan hasil yang memuaskan. Selama
empat hari aku mengikuti ujian nasional.
Ujian
Nasionalpun telah usai, libur panjangpun tiba. Aku selalu mencari informasi
tentang perguruan tinggi mulai dari perguruan tinggi negri maupun pergurun
tinggi swasta. Aku selalu bolak-balik ke ruangan BK (Bimbingan Konseling) untuk
mencari informasi, tak hanya itu aku selalu mencari di internet tentang
perguruan tinggi. Liburan itu aku masih sering bermain dengan nina dan juga
putri dan tia yang sekarang sedang ada dirumah di saat liburan seperti ini kita
menyempatkan waktu untuk bermain bersama. Ga ada yang berubah kita masih sering
bercanda seiring dengan obrolan-obrolan yang ga ada hentinya. Hari itu nina,
tia dan putri datang ke rumahku, kita banyak mengobrol dan saling merindukan
satu sama lain. “eh, ada tia, nina dan putri. Nina sama putri gimana di luar
kota, baik-baik aja kan?” sapa ibu sembari lewat melihat ada nina, tia dan
putri. “Alhamdulillah bu, kami baik-baik aja” jawab nina mewakili sembari
tersenyum. Kitapun mengobrol dari nostalgia sampai menceritakan tentang SMA
masing-masing. “eh kalian pada ikut pendaftaran SNMPTN dan SBMPTN kan?” tanyaku
pada nina, tia dan putri. “iya de, aku ikut ko” jawab putri begitupun nina dan
tia. “semangat ya teman-teman, inget yah kalo kalian udah pada jauh jangan
lupain persahabatan kita ” ucapku. “iya teman-teman kita harus terus seperti
ini walaupun nanti kita jauh-jauhan tapi jangan lupa saling ngabarin yah”
sambung nina. “iya pasti lah, kita pasti ketemu lagi di saat liburan” sambung
tia. “ya kawan, so pasti. Hehe” canda putri. Kita terus mengobrol dan bercanda
tawa sampai ga terasa jam telah menunjukan pukul 15.00 sore. Akhirnya nina, tia
dan putri pun pulang.
Ayah
dan ibu selalu menyuruhku untuk kuliah di jurusan pendidikan, tetapi itu
berbeda dengan keinginanku. Aku sama sekali gak tertarik kuliah di jurusan
pendidikan. Awalnya ada cekcok gara-gara perbedaan keingingn tersebut, ibu
bilang seorang wanita itu lebih pantas di dunia pendidikan supaya nantinya
mendapatkan pekerjaan yang ringan yaitu menjadi seorang guru. Tku dan bakatku
aku gak ada minat untuk menjadi seorang guru, jadi aku bilang ke ayah dan ibu
bahwa aku gak pengen kuliah di jurusan pendidikan melainkan aku pengennya
kuliah di jurusan teknik. Akhirnya lama kelamaan ayah dan ibu pun mengerti
dengan keinginanku dan mengizinkanku kuliah di jurusan teknik industri. Aku semakin bersemangat ketika aku udah
mendapat izin dari ayah dan ibu. Aku harus mengejar cita-cita untuk
membanggakan ayah dan ibu. Aku terus belajar untuk menghadapi tes SBMPTN yang
kelak nantinya akan aku hadapi ketika aku gak masuk di seleksi SNMPTN. Sebelum
tes SBMPTN aku menunggu hasil pendaftaran SNMPTN yang aku ikuti, aku memilih
jurusan di SNMPTN saat itu aku memilih jurusan yang diinginkan ayah dan ibu dan
pilihanku sendiri, aku mendaftarkan diri ke perguruan tinggi negri yaitu ke
Universitas Pendidikan Indonesia yang ada di bandung jawa barat aku mengambil
jurusan Bimbingan Konseling, kedua aku memilih di Universitas Negri Padjadjaran
yang ada di Badung Jawa barat aku mengambil jurusan teknik informatika,
kemudian aku memilih ke Universitas Negri Diponegoro yang terletak di Semarang
Jawa Tengah aku mengambil jurusan teknik industri dan teknik informatika. Aku
selalu berharap agar aku bisa masuk ke perguruan tinggi negri dan perguruan
tinggi negri yang selalu aku harapkan adalah Universitas Negri Diponegoro yang
terletak di Semarang Jawa Tengah, aku pengen masuk ke jurusan teknik industi.
Hari
itu pengumuman hasil ujian nasional, aku merasa sangat gugup. Aku nunggu surat
pengumuman itu dari pagi dan baru nyampe sore hari. Akhirnya surat pengumuman
kelulusan itu tiba aku malah semakin gugup untuk membukanya, aku buka dengan
perlahan dan disitu aku melihat kata “LULUS” aku teriak kegirangan dan langsung
memberitahu ayah dan ibu. Ayah dan ibu pun ikut bangga dan bahagia. Akhirnya
pengumuman yang ditunggu-tunggu dateng juga, sekarang tinggal nunggu pengumuman
dari hasil SNMPTN dan bersiap untuk mendaftar SBMPTN kelak misalkan SNMPTN ga
bisa masuk. jadi aku masih harus terus belajar tentang soal-soal SBMPTN. Hampir
libur panjang itu habis karna memikirkan perguruan tinggi, dan terus belajar.
Tiba
saatnya hasil pengumuman SNMPTN, aku bersama dengan nina membuka website SNMPTN
untuk mendapatkan informasinya. Ternyata hasilnya sangat mengecewakan aku dan
nina gak lolos di pendaftaran SNMPTN. Aku merasa sangat sedih saat itu, akupun
merasa takut dan resah karna berpikir kalo tes SBMPTN pun akan selih sulit
lagi. Tapi aku gak bisa menyerah gitu aja, aku mendaftar tes SMBPTN. Aku semakin belajar dengan giat
belajar soal-soal SBMPTN karna aku sangat berharap bisa masuk ke perguruan
tinggi negri. Gak hanya pendaftar ke perguruan tinggi negri akupun memikirkan
perguruan tinggi swasta, aku mencari informasi tentang perguruan swasta yang
memiliki akreditas yang baik. Akhirnya aku menemukan perguruan swasta yang
memang sangat bagus dan terlihat gak kalah dengan perguruan tinggi negri,
Universitas Gunadarma itulah perguruan tinggi swasta yang aku daftar karna
merupakan perguruan tinggi swasta yang menduduki tingkat pertama di perguruan
tinggi swasta lain dan memang terlihat sangat bagus prospeknya, jurusan dan
lain-lainya terlihat sangat baik. Begitupun alumni dari senior SMA aku banyak
yang masuk kesitu dan yang masuk kesitupun bukan hanya asal orang namun banyak
yang di SMAnya sangat berprestasi dan pintar. Maka dari itu aku tertarik,
terlebih lagi hampir semua jurusan berakreditasi A begitupun dengan jurusan
yang aku inginkan dan akhirnya aku mendaftar ke jurusan teknik industri.
Hari
begitu cepat berlalu, tes SBMPTN pun akan segera dilaksanakan. Aku mulai
belajar lebih giat lagi dan tak jarang aku belajar bersama nina. Hari itu aku
dan nina belajar bersama di rumah nina yang rumahnya gak jauh dari rumahku. Aku
datang kerumah nina, ketika aku mengetuk pintu ternyata ibunya nina yang
membukakan pintunya “eh dede, sini masuk nina ada didalam” ucap ibunya nina.
“iya bu, kita mau belajar bareng” jawabku sambil memberitahu ibunya nina.
Ibunya nina sangat ramah terhadapku itu karena aku dan nina sudah bersahabat
dari kecil dan orangtua nina pun kenal dengan keluargaku. Tak lama kemudian
saat aku duduk di kursi ruang tamu nina datang, kitapun mulai belajar soal-soal
SBMPTN. “gimana ini de tes SBMPTN sebentar lagi, kamu udah siap?” Tanya nina.
Sembari belajar kita berbincang-bincang agar tidak terlalu bosan karna memang
sangat sulit soal-soal SBMPTN sehingga membuat kita pusing dan kebingungan.
“siap gak siap nin, kita harus jalanin. Kita harus semangat. Ok?” jawabku
sambil member nina semangat. “iya sip de, semoga aja kita bisa diterima
diperguruan tinggi yang kita inginkan” ucap nina. “Aamiin J”
jawabku. Kita terus melanjutkan belajar soal-soal SBMPTN, kita saling sharing
tentang apa yang tidak kita mengerti. Hari semakin sore belajarpun kita akhiri,
aku beranjak pulang kerumah. “aku pamit pulang dulu yah nin, sampein salam juga
buat ayah dan ibu kamu. Kapan-kapan kita bisa belajar bareng lagi” ucapku
sambil berpamitan dengan nina. “iya sip de, hati-hati yah, daahh J”
jawab nina sembari melambaikan tangah. “dahh nin J” jawabku.
Saatnya
hari tess SBMPTN itu tiba, aku mengikuti tes yang letaknya lumayan jauh dari
rumahku. Aku beramgkat sangat pagi sekali, bangun dari tidur lalu aku
melaksanakan sholat subuh, setelah itu aku langsung berangkat dengan
mengendarai motor bersama dengan kaka iparku, karena ayah terlalu sibuk jadi
gak bisa nganterin aku. Pagi itu masih sangat dingin, embun masih sangat
terasa. Sampai di tempat pukul 06.00 pagi,aku langsung masuk ruangan tes.
Terlihat disana sudah ada beberapa orang-orang yang hadir untuk mengikuti tes.
Ruangan pun tersedia sangat banyak sampai akupun bingung mencari ruangan yang
akan aku tempati, untungnya sehari sebelum tes itu aku datang ke tempat tes ini
jadi tidak terlalu menyulitkanku untuk mencari ruangan tesnya. Akhirnya aku
masuk ruangan tes dan duduk di bangku yang hamper paling belakang sebelah
kanan. Sebelum masuk aku membuka buku terlebih dahulu untuk belajar lagi
soal-soal SBMPTN sambil menunggu pengawas tes masuk. Saat aku sedang membaca
buku, orang yang berada di depan mejaku mengajakku ngobrol “hai, aku rara”
sautnya mengajakku berkenalan “hai, aku dede” jawabku. “ngomong-ngomong mau
daftar kemana?” Tanya rara terhadapku. “ke Universitas Negri Padjajaran sama ke
Universitas Negri Diponegoro ra, kamu daftar kemana?” jawabku sambil bertanya
balik ke rara. “ooh, kalo aku ke Institut Teknologi Bandung sama ke Universitas
Negri Soedirman” jawab rara. Kita terus berbincang-bincang sembari menunggu
pengawas masuk.
Tak
lama kemudian bel pun berbunyi dan pengawas tes SBMPTN pun masuk, aku bergegas
menyiapkan alat tulis dan kartu tes SBMPTN yang telah dipersyaratkan untuk
mengikuti tes SBMPTN. Aku merasa sedikit gugup saat soal-soal itu mulai
dibagikan, aku mengerjkan soal-soal dengan teliti. Terlihat soal-soalnya memang
sangat sulit seperti yang aku bayangkan, aku merasa kesulitan saat
mengerjakannya. Ternyata tak hanya aku yang merasa kesulitan mengerjakan
soal-soal itu, begitupun dengan teman-teman yang lain. Saat tes usai mereka
banyak yang berbincang-bincang membicarakan soal tes SBMPTN tadi. Semua merasa
soal-soal itu sangat susah, “yaah, sepertinya aku gak berharap banyak tentang
hasil tes SBMPTN tadi-_-“ akupun mengeluh sembari berjalan keluar. Tiba-tiba
ada yan menyaut perkataanku “jangan sedih gitu dong, semangat de” ucap nina.
Ternyata nina tiba-tiba datang dan kamipun berlajan menuju pintu keluar
bersama. Karna kaka ipar gak bisa menjemputku untuk pulang kerumah jadi aku
pulang bersama dengan nina yang kebetulan nina membawa sepeda motor. “sebelum
pulang gimana kalo kita mampir makan dulu de? Aku laper banget nih tadi pagi
belum makan” ajak nina. “boleh-boleh, kebetulan aku juga belum makan nih
gara-gara tadi terlalu pagi berangkat jadi aku belum sempet sarapan” jawabku
mengiyakan ajakan nina. Akhirnya kitapun makan disuatu tempat karna kita
sama-sama merasa lapar apalagi karna tes SBMPTN tadi yang sangat menguras otak
dan menguras perutku hehe.
Sampainya
di rumah ibu pun bertanya “gimana tadi tes SBMPTNnya de?”. “yaa gitulah bu, aku
gak yakin dengan hasilnya L”
jawabku sedih. “loh ko gitu ngomongnya, gak boleh atuh” lanjut kata ibu. “habis
soalnya susah-susah banget bu, yang lain juga bilang gitu” jawabku sambil muka
murung karna kecewa dan takut hasil SBMPTN akan jelek. “yaudah pasrahkan saja
semua sama Allah, semoga aja kamu bisa lolos tesnya. Ibu selalu mendoakan kamu
nak” ucap ibu sambil menasehatiku. Benar kata ibu aku hanya bisa pasrah, semua
Allah yang menentukan aku hanya bisa menunggu hasil tes itu keluar dan melihat
hasilnya dengan penuh keikhlasan. Ibu selalu memberiku semangat begitupun dengan
ayah, mereka adalah pahlawanku yang selalu memberiku penyemangat untuk
menggapai cita-cita. Mereka selalu ada dan selalu menyayangiku.
Sejak pelaksanaan tes SBMPTN itu aku
selalu menunggu hasil pengumuman hasil tes tersebut. Tetapi dibalik itu aku
selalu merasa cemas karna takut hasil tes itu mengecewakan karna memang tes
waktu itu sangatlah sulit jadi sedikit harapan untuk aku bisa lolos. Tapi aku
berpikir aku harus terus optimis dan selalu bersemangat. Tak hanya menunggu
hasil pengumuman SMBPTN, akupun menunggu hasil pendaftaran di perguruan tinggi
swasta yaitu di Universitas Gunadarma. Aku selalu mengecek email karna
pengumuman Universitas Gunadarma akan dikirimkan ke email masing-masing calon
mahasiswa. Beberapa hari itu kuota internet aku habis, jadi aku gak membuka
email beberapa hari itu. Pada hari itu sudah masuk bulan ramadhan, kemarin
sorenya aku membeli kuota internet karena aku pikir sudah beberapa hari gak
buka email takutnya pengumuman itu sudah dikirim. Aku duduk santai di ruang
tamu sambil membuka email, tak lama kemudian ada email masuk lalu aku membuka
email tersebut yang ternyata pengumuman itu dari Unversitas Gunadarma yang
memberitahukan bahwa aku lolos masuk ke Universitas Gunadarma di jurusan Teknik
Industri. Aku kaget dan entah perasaan itu sungguh campur aduk, aku merasa
sangat senang tapi di samping itu aku merasa sangat kebingungan. Karna hasil
tes SBMPTN belum diumumkan jadi membuatku semakin kebingungan, aku gak mungkin
menunggu hasil tes SBMPTN dan ngepending registrasi yang harus dilakukan pada
esok hari juga. Saat itu aku merasa sangat bingung, apa yang harus aku lakukan.
Kemudian aku mencari solusi dengan bertanya ke ayah dan ibu, kemudian ke nina
yang rumahnya tidak begitu jauh dengan rumahku kemudian nina mengantarku
kerumah Guru Bimbingan Koseling selaku guru SMA ku. Kemudian aku mendapatkan
solusi dengan aku registrasi ke Universitas Gunadarma, dan biarkan aku tetap
menunggu hasil tes SBMPTN. Dan jikalau aku lulus tes SMBPTN berarti uang yang
aku registrasikan ke Universitas Gunadarma otomatis hangus karna aku gak jadi
masuk kesitu.
Sore itu juga aku memesan tiket kereta
untuk besok pagi aku ke depok untuk registrasi dan periksa kesehatan di
Universitas Gunadarma. Sayangnya ayah gak bisa mengantarku kesana, jadi aku
berangkat ke depok sendirian yang sebelumnyapun aku gak pernah kesana dan gak
tau jalannya sama sekali, aku seperti berpetualang disana. Paginya pukul 06.00
pagi diantar kaka ipar aku berangkat ke depok dengan naik kereta Cirebon
ekspres. Kereta terus melaju hingga tiga jam lewat keretapun sampai stasiun
jatinegara, sampai disitu aku merasa sangat bingung karena akupun baru
pertamakali kesitu dan sendirian pula. Aku selalu bertanya ke orang-orang
sekitar. Setelah itu aku melanjutkan perjalanan dengan naik krl (commuterline)
menuju depok. Aku merasa sangat asig disitu dan merasa sangat takut.
Sampainya di stasiun pondok cina, aku
duduk sebentar dan berteduh. Karna waktu itu lagi bulan ramadhan aku lagi
melaksanakan ibadah puasa, cuacapun sangat cerah dan panas jadi aku merasa
sangat lelah. Setelah itu aku melanjutkan perjalanan menuju gunadarma, aku
bertanya ke pak satpam yang berada di depan menanyakan tempat pendaftaran ulang
dan registrasi. Akhirnya aku mendapatkan petunjuk dan nkemudian aku registrasi
dengan rasa bingung karna waktu itupun aku belum tau mengenai
gedung-gedungnyajadi aku terus bertanya-tanya dengan orang disekitarku.
Selesai registrasi aku disuruh periksa
kesehatan, disitu terlihat begitu banyak orang-orang yang mengantri yang ingin
melakukan periksa kesehatan pula. setibanya giliranku, aku masuk kedalam
ruangan periksa kesehatan tersebut. Selesainya periksa kesehatan aku kembali ke
ruangan pendaftaran dan staff disitu memberiku surat pemberitahuan yang
berisikan tentang PPSPPT yang aku ikuti dikemudian hari. Singkat cerita setelah
itu aku menghubungi kaka senior yang kebetulan kuliah di gunadarma juga, aku
numpang menginap semalam dikosan dia. Esok harinya pagi-pagi aku langsung
pulang kerumah.
Beberapa hari kemudian stelah itu aku
mendapatkan info pengumuman hasil tes SBMPTN telah diumumkan lewat website
SBMPTN, lalu aku membukanya dan ternyata dugaanku benar sedikit kemungkinan aku
bisa lolos tes itu. akhirnya aku kecewa lagi dan lagi. Jadi aku gak bisa masuk
ke perguruan tinggi negri yang aku harapkan sejak lama. Tapi aku sadar aku gak
boleh larut dalam kekecewaan dan kesedian terlalu lama, aku masih mempunyai
tujuan yaitu bisa kuliah di Universitas Gunadarma, yaa walaupun bukan perguruan
tinggi negri tetapi tidak kalah bagusnya juga dengan perguruan tinggi negri.
Akhirnya aku kuliah di Universitas
Gunadarma dan masuk jurusan teknik industri. Sebelum PPSPPT dilaksanakan aku
mencari tempat kos di kelapa dua depok yang tepatnya tidak jauhh dengan kampus
gunadarma. Sembari ditemani dengan gyana dan kokom yang saat itu ternyata
mereka juga mendaftar ke universitas gunadarma, aku ke depok lagi bersama
mereka dengan menumpang tinggal di kosan temen yang sudah ada di kelapa dua
depok. Hari itu aku berangkat ke depok bersama dengan gyana dan kokom naik
kereta dan setibanya di depok kita ke kosan titik yang ternyata letaknya sangat
dekat dengan kampus gunadarma. Setiap harinya aku mencari informasi tentang
kosan disana, aku keliling bersama dengan gyana dan kokom mncari kosan yang
kosong.
Sudah sampai hampir satu minggu aku
berada di depok, akhirnya aku, gyana dan kokom mendapati kosan dan kosan kita
semua akhirnya berada di satu tempat. Jadi aku merasa sangat senang karna
berada dekat dengan teman satu SMA. Setelah itu aku bersama dengan gyana dan juga
kokom pulang dengan naik kereta lagi. Sampainya dirumah menunggu beberapa
minggu kemudian aku mengikuti PPSPPT di universitas Gunadarma. Liburan itu
nina, tia dan putri ada dirumah. Kita bisa berkumpul lagi dan berbincang-bincag
tentang kemana kita melanjutkan. Ternyata nina berhasil lolos di Universitas
Pendidikan Indonesia, tia di Universitas Ahmad Dahlan dan putri di Universitas
Swadaya Gunung Jati. Kita terpencar di berbagai universitas teteapi disaat
liburan-liburan kita masih bisa berkumpul. Berhari-hari aku menghabiskan
liburan di rumah sambil menunggu dimulainya masuk kuliah. Disaat aku libur,
hampir semua teman-temanku yang di universitas lain sudah mulai masuk kuliah
apalagi yang di perguruan tinggi negeri sudah mulai lebih dulu dibandingkan perguruan
tinggi swasta.
Saat hari masuk kuliah dimulai sudah
semakin dekat, aku bersiap-siap untuk pergi ke depok. Diantar dengan keluargaku
bersama ayah, ibu, kaka, dan adik. Malam itu pukul 10.00 malam, aku dengan
diantar keluargaku pergi ke depok sembari membawa barang-barang yang aku
perlukan dan untuk melengkapi kamar kos. Agar perjalanan tidak terlalu macet
maka kami berangkat malam hari. Sampainya di depok tepatnya dikosan ku, akupun
turun dan dibantu dengan ayah memindahkan barang-barang kedalam kosan.
Setibanya aku di kosan masih sangat pagi pukul 04.00 am jadi suasana disana
masih terasa sangat sepi. Ketika hari sudah semakin siang, setelah selesai
beristirahat di kosan, keluargakupun beranjak untuk kembali pulang kerumah dan
meninggalkanku dikosan. Sejak saat itu aku berpikir dewasa, aku harus bisa
hidup mandiri di kota ini dengan berada diantara orang-orang yang gak aku
kenal.
Awal masuk kuliah, tepatnya hari senin
pukul 01.00 siang. Aku berangkat dengan berjalan kaki karna kosan yang aku
tempati sangatlah dekat dengan kampus. Aku berjalan sendiri menuju kelas.
Ketika berada di kelas, aku berkenalan dengan teman-teman disana. Mereka semua
teman-teman yang baik, aku menemukan teman dari berbagai daerah. Akupun mulai
dapat beradaptasi dan menjalani kehidupanku dikosan dengan jauh dari
keluargaku. Tapi walaupun begitu ayah dan ibu sering menelfonku hingga
kesepiankupun berkurang karna mereka seperti selalu ada bersamaku. Dengan
orang-orang di sekitarkupun yang baik akupun mulai merasa betah disini, dengan
belajar dewasa kerasnya hidup pun harus aku jalani demi membanggakan ayah dan
ibu dan juga orang-orang yang aku sayangi.
PUISI
Ayah
Karya
: Dede Purnama Sari
Teruntuk
ayah
Ayah…
Andaikan
aku bisa mendengar setiap keluh kesahmu
Mendengar
setiap do’a dan harapanmu
Mungkin..
Tangis
penyesalanku ini takkan berarti apa-apa
untuk
membalas setiap keringat yang menetes dalam setiap harimu
Letihkah
kau ayah ?
Ayah...
Do’a
mu yang selalu menguatkan aku
Nasihatmu
selalu mengiringi perjalanan di setiap langkahku
Ayah…
Terimakasih
ayah
Tanpamu
aku takan jadi seperti ini
Tanpa
jasa-jasa mu
Entah
apa jadinyalah aku
Ayah…
Untukmu,
untuk harapanmu
Aku
akan terus berusaha
Menjadi
yang terbaik
Yang
ayah inginkan
Ibu
Karya : Dede
Purnama Sari
Ibu…
Terimakasih
untuk jasa-jasamu
Untuk
semua do’a yang selalu ada disetiap langkahku
Untuk
setiap belaian lembut tanganmu menjagaku
Ibu…
Hanya
engkau pelipur laraku
Engkau
tak pernah letih mendidik dan menyayangiku
Tak
pernah letih mendengar setiap keluh kesahku
Ibu…
Entah
apa yang harus aku berikan
untuk membalas semua kebaikanmu
Ibu…
Kata
maafpun takan bisa
menghapus
semua kesalahan-kesalahanku
Tapi
engkau selalu membuka pintu maafmu untukku
Ibu…
Kelak
aku akan menjadi pribadi yang dewasa
Aku
akan menjadi kebanggaanmu
Menjadi
orang yang engkau impikan
terimakasih
Tuhan…
engkau
berikan aku ibu yang terbaik di dunia ini

No comments:
Post a Comment