Friday, 17 October 2014

MANUSIA DAN HARAPAN


    1.     PENGERTIAN HARAPAN

Setiap manusia pasti memiliki harapan. Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, ingkungan hidup dan kemampuan masing-masing. Manusia memiliki harapan tetapi tidaklah dianjurkan untuk mengharapkan sesuatu yang berlebihan. Berhasil atau tidaknya harapan tergantung pada seseorang yang memiliki harapan tersebut. Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik percaya terhadap diri endiri maupun terhadap Tuhan Yang Maha Esa.

Agar harapan terwujud maka harus berusaha dengan bersungguh-sungguh, manusia harus selalu berdoa agar harapannya bisa terwujud karena doa merupakan sarana terkabulnya harapan. Harapan berasal dari kata harap yang berarti keinginan supaya sesuatu terjadi, sehingga harapan berarti sesuatu yang diinginkn dapat terjadi. Dengan demikian harapan menyangkut masa depan.
Untuk mewujudkan harapan harus disertai dengan usaha yang sesuai dengan apa yang di harapkan. Bila dibandingkan dengan cita-cita maka harapan mengandung makna yang terlalu berlebihan. Sedangkan cita-cita pada umumnya perlu setinggi langit. Harapan dan cita-cita memiliki persamaan, yaitu :
1.      Keduanya menyangkut masa depan karena belum terwujud
2.      Pada umumnya dengan cita-cita maupun harapan orang menginginkan hal yang lebih baik atau meningkat.





    2.     SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN

Manusia adalah makhluk sosial. Dalam kehidupan manusia tidak luput dari pergaulan. Ada dua hal yang mendorong kehidupan manusia bergaul dengn manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup. Dengan pengrtian sebagai berikut :
1.      Dorongan kodrat
Kodrat adalah sifat, keadaan atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia di ciptakan oleh Tuhan. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan. Kodrat juga terdapat pada tumbuhan dan binatang. Yang mirip dengan kodrat manusia adalah kodrat binatang, walau bagaimanapun juga besar sekali perbedaannya. Dalam diri manusia masing-masing sudah terjelma sifat, kodrat pembawaan dan kemampuan untuk hidup bergaul, hidup bermasyarakat atau hidup bersama dengan manusia lain.
2.      Dorongan kebutuhan hidup
Sudah kodrat pula manusia memiliki kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup dibagi menjadi dua yaitu kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut manusia berusaha bekerja dengan manusia lain. Dengan adanya dorongan kodrat dan doronga kebutuhan hidup maka manusia mempunyai harapan. Pada hakekatnya harapan itu adalah keinginan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Menurut Abraham Maslow sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
a.       Kelangsungan hidup (survival)
Untuk kelangsungan hidup manusia membutuhkan sandang, pangan dan papan. Pada awalnya sandang hanya berupa perlindungan/keamanan, untuk melindungi dari cuaca. Tapi dengan berkembangnya kehidupan sandang bukan hanya berupa perlindungan/keamanan melainkan juga kebutuhan hidup.
b.      Keamanan (safety)
Dalam kehidupan manusia sudah pasti membutuhkan keamanan. Dengan keamanan manusia dapat merasakan kenyamanan dalam hidupnya. Manusia selalu merasa ingin dilindungi, selalu menginginkan rasa aman.
c.       Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai (be loving and love)
Setiap orang memiliki hak dan kewajiban masing-masing. Dengan berkembangnya manusia tersebut perlahan-lahan akan menyadari bagaimana menggunakan hak dan kewajiban dalam waktu yang tepat.
d.      Diakui lingkungan (status)
Setiap manusia membutuhkan status. Baik status dalam keluarga, status dalam masyarakat, status Dalam Negara maupun dalam status lainnya.
e.       Perwujudan cita-cita (self actualization)
Manusia berharap diakui keberadaannya sesuai dengan keahliannya atau kepangkatannya atau perofesinya.

    3.     PENGERTIAN KEPERCAYAAN

Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenaran. Kepercayaan adalah berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimiliki manusia bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri melainkan diterima orang lain. Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat di percaya atau tidak. Pengatahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan yang artinya di beritahukan oleh Tuhan – langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar. Dalam hal beragama tiap-tiap orang wajib menerima dan menghormati kepercayaan orang yang beragama itu. Dasarnya ialah keyakinan masing-masing.
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Dalam tingkah laku, ucapan, perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran. Kebenaran atau benar merupakan kuci kebahagiaan manusia. Itulah sebabnya manusia selalu berusaha mencari, mempertahankan, memperjuangkan kebenaran.
Dr. Yuyun Suriasumantri dalam bukunya “filsafat ilmu” sebuah pengantar popular ada tiga teori, yaitu :
1.      Teori koherensi atau kosistensi
Yaitu suatu pertanyaan dianggap benar bila pernyataan itu bersifat koherensi atau konsisten dengan pernyataan-pernyataan sebelumnya yang dianggap benar.
2.      Teori korespondensi
Yaitu suatu teori yang menjalankan bahwa suatu pernyataan benar bila materi pengetahuan yang dikandung pernyataan itu berkorenponden (berhubungan) dengan obyek yang dituju oleh pernyataan tersebut.
3.      Teori pragmatis
Yaitu kebenaran suatu pernyataan yang diukur dengan kriteria yang bersifat fungsional dalam kehidupan praktis.
Dalam berbagai jenis kebenaran tersebut yang selalu diusahakan dan dijaga ialah kebenaran dalam bertindak, berbuat, berucap, berupaya dan berpendapat. Sebab ketidak benaran dalam hal-hal tersebut akan langsung mencemarkan atau menjatuhkan nama baiknya sehingga orang tidak mempercayainya lagi.

    4.     MACAM-MACAM KEPERCAYAAN
Dasar kepercayaan adalah kebenaran, sumber kebenaran adalah manusia. Berbagai macam kepercayaan yaitu :
1.      Kepercayaan kepada diri sendiri
Percaya kepada diri sendiri hakekatnya adalah percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Percaya kepada diri sendiri menganggap dirinya tidak salah, diriya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
2.      Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang ain dapat berupa percaya kepada orang tua, saudara, guru, teman atau siapa saja.
3.      Kepercayaan kepada pemerintah
Berdasarkan pandangan teokratis menurut etika, filsafat tingkah laku karya Prof.Ir. Poedjawiyatna, Negara itu berasal dari Tuhan. Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusi atau setidaknya Tuhan pemilik kedaulatan sejati, karena semua adalah ciptaan Tuhan. Pandangan demokratis mngatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat. Teori atau pandangan teokratis ataupun demokratis Negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran, oleh sebab itu manusia sebagai warga Negara percaya kepada Negara/pemerintah.
4.      Kepercayaan kepada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa sangatlah penting, manusia diciptakan oleh Tuhan. Kepercayaann merupakan tali kuat yang dapat menghubungkan rasa manusia dengan Tuhan. Oleh karena itu jika manusia membutuhkan pertolongan maka manusia harus percaya kepada Tuhan, bahwa Tuhan selalu menolong umatNya.

    5.     USAHA MENINGKATKAN KEPERCAYAAN

Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhan. Usaha itu bergantung pada pribadi kondisi, situasi dan lingkungan. Usaha untuk meningkatkan kepercayaan tersebut yaitu dengan cara :
a.       Meningkatkan ketaqwaan kita dengan jalan meningkatkan ibadah
b.      Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
c.       Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan jalan suka  menolong, dermawan dan sebagainya
d.      Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
e.       Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki fitnah dan sebagainya


PENGALAMAN

Harapan adalah suatu keinginan yang sudah pasti dimiliki setiap orang. Harapan tersebut berbeda-beda setiap orang, karena setiap orang memiiki pemikiran dan kebutuhan yang beragam. Banyak cara yang dilakukan setiap orang untuk mendapatkan atau mencapai harapan agar suatu harapan atau keinginan itu terwujud. Seperti halnya saya, dalam hal ini saya juga memiliki pengalaman tentang sebuah harapan.
Seperti halnya manusia lain saya juga memiliki banyak harapan dan berbagai harapan yang akan saya ceritakan dalam pengalaman ini, pengalaman tentang sebuah harapan yang pernah saya alami adalah salah satunya ketika saya masih kecil saya mempunyai sebuah harapan bisa dibilang ini adalah sebuah cita-cita. Ketika kecil dulu setiap guru pasti menanyakan sebuah cita-cita, saat itu yang terlintas dipikiran saya adalah saya ingin menjadi seorang dokter, alasannya adalah saya sangat senang dan kagum ketika melihat seorang dokter yang sedang mengobati pasiennya yang sedang sakit, tugas seorang dokter sangatlah mulia dan memang pantas untuk di cita-citakan setiap orang.
Berbahgai harapan yang saya miliki terkadang bisa terwujud dan sebaliknya. Semua tergantung terhadap diri kita masing-masing, karena dalam sebuah harapan harus didampingi dngan usaha dan kerja keras dan Tuhan yang menentukan, dengan begitu kemungkinan besar harapan kita bisa terwujud. Sebuah harapan dibagi dalam berbagai macam jenis seperti berharap yang berhubungan dengan batin maka itu berarti mengharapkan sebuah kasih sayang dan cinta kasih. Mengharapkan sesuatu dalam bentuk yang terlihat, seperti halnya ketika meminta suatu barang dll. Masih banyak lagi beragam harapan yang manusia miliki.
Ada orang yang pernah berkata kebutuhan seseorang itu tidak aka nada habisnya, harapan termasuk daam kategori kebutuhan. Ketika kita membutuhkan sesuatu maka kita mengharapkan sesuatu itu untuk dapat kita miliki. Dalam harapan tersebutpun harus didampingi dengan kesabaran dan jangan terlalu berlebihan ketika mengharapkan sesuatu. Agar ketika harapan yang diinginkan tersebut tidak tercapai kita bisa mengatasinya dan tidak terlalu kecewa.
Saya pernah memiliki harapan yang terwujud dan tidak terwujud yang terkait satu sama lain didalamnya, yaitu harapan yang tidak terwujud adalah ketika saya mengharapkan ingin melanjutkan belajar ke perguruan tinggi negeri. Saat itu ketika saya masih SMA semua guru pati bertanya “setelah lulus SMA akan melanjutkan kemana?”, ketika ditanya seperti itu setiap siswapun pasti mengharapkan agar bisa melanjutkan ke universitas negeri. Tapi semua tidak semudah embalikan telapak tangan usaha yang dilakukan agar bisa masuk ke perguruan tinggi memang sangatlah sulit.
Saya sangat berharap  bisa melanjutkan ke pergurun tinggi yang saya minati, dengan kemampuan yang saya miliki saya selalu berusaha agar bisa melewati tahap-tahap yang dilakukan sehinggga saya bisa mauk ke perguruan tinggi negeri. Berbagai cara dan usaha saya jalani dan saya perjuangkan, dengan belajar yang semakin giat dan do’a kepada Allah agar apa yang saya harapkan dapat terwujud.
Saya mengikiti berbagai tes dan berbagai hal lainya, dan selalu berusaha berharap agar semua itu dapat tercapai tetapi harapan tersebut tidaklah terwujud, saya tidak dapat masuk ke perguruan tinggi negeri, saat itu memang saya sangatlah sedih begitupun dengn yang dirasakan setiap orang seperti teman-teman saya pula yang tidak dapat masuk ke perguruan tinggi negeri.

Tapi dibalik semua itu pasti ada hikmah nya, jadi saya sadar dan tidak terlalu larut dalam kesedihan tersebut. Saya mulai bangkit dan percaya masih banyak perguruan tinggi lain yang berkualitas. Dan akhirnya saya mendaftarkan diri ke perguruan tinggi swasta dan diterima masuk ke universitas yang tidak kalah bagusnya dengan perguruan tinggi negeri, saya masuk jurusan Teknik Industri dan itu adalah jurusan yang sangat saya harapkan. Dengan begitu saya sadar memang terkadang sesuatu yang kita harapkan tidak sesuai dengan yang kita inginkan tetapi bisa saja dalam hal tersebut yang tidak kita harapkan itulah yang memang terbaik buat kita. Jadi tetap berusaha, bersabar dan bersemangat dalam menggapai harapan. Sekian pengalaman yang saya ceritakan kurang lebihnya saya mohon maaf dan semoga bermanfaat bagi yang membacanya J

No comments:

Post a Comment