Ekologi adalah ilmu
yang mempelajari interaksi antara organisme dengan lingkungannya dan yang
lainnya. Berasal dari kata Yunani oikos (“habitat”) dan logos (“ilmu”). Ekologi
diartikan sebagai ilmu yang mempelajari baik interaksi antar makhluk hidup
maupun interaksi antara makhluk hidup dan lingkungannya. Istilah ekologi
pertama kali dikemukakan oleh Ernst Haeckel (1834 – 1914). Dalam ekologi,
makhluk hidup dipelajari sebagai kesatuan atau sistem dengan lingkungannya.
Secara umum azas yang terdapat pada ilmu
lingkungan terdapat 14 azas yang didalamnya mengenai kehidupan makhluk
hidup, alam, energi, ekosistem maupun populasi, dll. Keempat belas azaz
tersebut dimulai dari azaz ke-4, yaitu :
Azaz 4
“ Untuk semua
kategori sumber alam, kalau pengadaanya sudah optimum, pengaruh unit
kenaikannya sering menurun dengan penambahan dengan penambahan sumber
alam itu sampai ke suatu tingkat maksimum. Melampaui batas maksimum ini tak ada
pengaruh yang menguntungkan lagi. ”
Penjelasam :
Untuk semua kategori sumber alam (kecuali keanekaragaman dan waktu)
kenaikan pengadaannya yang melampaui batas maksimum, bahkan akan berpengaruh
merusak karena kesan peracunan. Ini adalah asas penjenuhan. Untuk banyak gejala
sering berlaku kemungkinan penghancuran yang disebabkan oleh pengadaan sumber
alam yang sudah mendekati batas maksimum.
Pada asas ini mempunyai arti bahwa pengadaan sumber alam mempunyai batas
optimum, yang berarti bahwa batas maksimum maupun minimum sumber alam akan
mengurangi daya kegiatan sistem biologi. Dari sini dapat ditarik suatu arti
yang penting, yaitu karena adanya ukuran optimum pengadaan sumber alam
untuk populasi, maka naik turunnya jumlah individu populasi itu tergantung pada
pengadaan sumber alam pada jumlah tertentu.
Contoh :
Pada keadaan lingkungan yang sudah stabil, populasi hewan atau
tumbuhannya cenderung naik – turun (bukan naik terus atau turun terus).
Maksudnya adalah akan terjadi pengintensifan perjuangan hidup, bila persediaan
sumber alam berkurang. Tetapi sebaliknya, akan terdapat ketenangan kalau sumber
alam bertambah.
Azaz 5
“ Ada dua jenis
sumber alam dasar, yaitu sumber alam yang pengadaannya dapat merangsang
penggunaan seterusnya, dan yang tidak mempunyai daya rangsang penggunaan lebih
lanjut. ”
Penjelasan :
Pada asas ini ada
dua hal penting, pertama jenis sumber alam yang tidak dapat menimbulkan
rangsangan untuk penggunaan lebih lanjut, sedangkan kedua sumber alam yang
dapat menimbulkan rangsangan untuk dapat digunakan lebih lanjut.
Contoh :
Suatu jenis hewan sedang mencari berbagai sumber makanan. Kemudian
didapatkan suatu jenis tanaman yang melimpah di alam, maka hewan tersebut akan
memusatkan perhatiannya kepada penggunaan jenis makanan tersebut. Dengan
demikian, kenaikan sumber alam (makanan) merangsang kenaikan pendayagunaan.
Azaz 6
“ Individu dan
spesies yang mempunyai lebih banyak keturunan daripada saingannya,
cenderung berhasil mengalahkan saingannya itu. ”
Penjelasan :
Asas ini adalah pernyataan teori Darwin dan Wallace. Pada jasad hidup
terdapat perbedaan sifat keturunan dalam hal tingkat adaptasi terhadap faktor
lingkungan fisik atau biologi. Kemudian timbul kenaikan kepadatan populasinya
sehingga timbul persaingan. Jasad hidup yang kurang mampu beradaptasi yang akan
kalah dalam persaingan. Dapat diartikan pula bahwa jasad hidup yang adaptif
akan mampu menghasilkan banyak keturunan daripada yang non-adaptif.
Contoh :
Mula-mula di bukit pasir tumbuhan pelopor itu kemudian berhasil mengubah
keadaan lingkungan. Pada perkembangan berikutnya, serangkaian spesies lain yang
lebih adaptif dengan keadaan lingkungan barulah yang datang mengganti, dan
tumbuhan pelopor kemudian tersisihkan. Proses penggantian spesies secara
berurutan inilah yang dikenal dengan proses suksesi.
Azaz 7
“ Kemantapan
keanekaragaman suatu komunitas lebih tinggi di alam lingkungan yang mudah
diramal. ”
Penjelasan :
Pada asas ini arti kata “mudah diramal” ialah adanya keteraturan yang
pasti pada pola faktor lingkungan dalam suatu periode yang relatif lama. Adanya
fluktuasi turun-naiknya kondisi lingkungan, besar-kecilnya fluktuasi, dan dan
sukar-mudahnya untuk diramal berbeda untuk semua habitat. Sehingga diharapkan
pada setiap lingkungan adanya penyebaran spesies yang berbeda-beda
kepadatannya. Apabila terjadi perubahan lingkungan sedemikian rupa, maka akan
terjadi perubahan pengurangan individu yang sedemikian rupa sampai pada batas
yang membahayakan individu-individu spesies tersebut. Lingkungan yang stabil
secara fisik merupakan lingkungan yang mempunyai jumlah spesies yang banyak,
dan mereka dapat melakukan penyesuaian terhadap lingkungannya tersebut (secara
evolusi). Sedangkan lingkungan yang tidak stabil adalah lingkungan yang dihuni
oleh spesies yang jumlahnya relatif sedikit.
Menurut Sanders (1969) bahwa komunitas fauna dasar laut mempunyai
keanekaragaman spesies terbesar, hal ini dijumpai pada habitat yang sudah
stabil sepanjang masa dan lama. Kemudian diinterpretasikan oleh Slobodkin dan
Sanders (!969) sebagai pengaruh lingkungan yang mudah diramal (stabil).
Maksudnya ialah semakin lama keadaan lingkungan dalam kondisi yang stabil, maka
semakin banyak keanekaragaman spesies yang muncul disitu sebagai akibat
berlangsungnya proses evolusi. Menurut Pilelou (1969) keadaan iklim yang stabil
sepanjang waktu yang lama, tidak saja melahirkan keanekaragaman spesies yang
tinggi, tetap juga akan menimbulkan keanekaragaman pola penyebaran kesatuan
populasi.
Contoh :
Keadaan iklim yang stabil dalam waktu yang lama tidak saja akan
melahirkan keanekaragaman spesien yang tinggi, tetapi juga akan menimbulkan
keanekaragaman penyebaran kesatuan populasi.
Azaz 8
“ Sebuah habitat
dapat jenuh atau tidak oleh keanekaragaman takson, bergantung kepada bagaimana
nicia dalam lingkungan hidup itu dapat memisahkan takson tersebut. ”
Penjelasan :
Pada asas ini menyatakan bahwa setiap spesies mempunyai nicia tertentu,
sehingga spesies-spesies tersebut dapat berdampingan satu sama lain tanpa
berkompetisi, karena satu sama lain mempunyai kepentingan dan fungsi yang
berbeda di alam. Tetapi apabila ada kelompok taksonomi yang terdiri atas
spesies dengan cara makan serupa, dan toleran terhadap lingkungan yang
bermacam-macam serta luas, maka jelas bahwa lingkungan tersebut hanya akan
ditempati oleh spesies yang keanekaragamannya kecil.
Contoh :
Burung dapat hidup dalam suatu keadaan lingkungan yang luas dengan
spesies yang kurang beraneka ragam, karena burung mempunyai kemampuan
menjelajah. Tumbuhan dan serangga mempunyai gerakan terbatas, sehingga hanya
dapat memanfaatkan bahan makanan disekitarnya. Oleh sebab itu tumbuhan dan
serangga lebih responsif terhadap lingkungan terbatas dibandingkan dengan
burung. Tumbuhan dan serangga bila ada perubahan biokimia yang halus saja dapat
menyebabkan perbedaan genetika dalam perjalanan evolusinya. Jadi dalam waktu
yang lama keanekaragaman serangga dan tumbuhan meningkat, kemudian hidup dalam
bentuk nicia suatu lingkungan.
Azaz 9
“ Keanekaragaman
komunitas apa saja sebanding dengan biomassa dibagi produktivitas. ”
Penjelasan :
Pada asas ini menurut Morowitz (1968) mengatakan bahwa adanya hubungan
antara biomassa, aliran energi dan keanekaragaman dalam suatu sistem biologi.
Contoh :
Spesies bertambah dan terdapat juga tumbuhan dalam bentuk komunitas
tumbuhan yang berlapis-lapis.
Azaz 10
“ Pada lingkungan
yang stabil perbandingan antara biomassa dengan produktivitas (B/P) dalam
perjalanan waktu naik mencapai sebuah asimptut. ”
Penjelasan :
Dalam asas ini dapat disimpulkan bahwa sistem biologi mengalami evolusi
yang mengarah kepada peningkatan efisiensi penggunaan energi dalam lingkungan
fisik yang stabil, yang memungkinkan berkembangnya keanekaragaman. Dengan kata
lain kalau kemungkinan produktivitas maksimum sudah ditetapkan oleh energi
matahari yang masuk kedalam ekosistem, sedangkan keanekaragaman dan biomassa
masih dapat meningkat dalam perjalanan waktu, maka jumlah energi yang tersedia
dalam sistem biologi itu dapat digunakan untuk menyokong biomassa yang lebih
besar. Apabila asas ini benar, maka dapat diharapkan bahwa dalam komunitas yang
sudah berkembang lanjut pada proses suksesi, rasio biomassa produktivitas akan
lebih tinggi bila dibandingkan dengan komunitas yang masih muda. Pada kenyataan
di alam memang demikian, sebab spesies bertambah, dan ditemukan pula tumbuhan
berkayu sehingga diperoleh stratifikasi.
Implikasi dari asas ini bahwa sebuah komunitas dapat dibuat tetap muda
dengan jalan memperlakukan fluktuasi iklim yang teratur. Atau pada komunitas buatan
lahan pertanian dengan jalan mengambil daun-daunannya untuk makanan hewan.
Contoh :
Apabila suatu masyarakat berkembang semakin maju, memang secara
keseluruhan ada penurunan harga energi per unit produksi kotor nasional (gross
national product), tetapi pada waktu yang sama produksi kotor nasional per
kapita naik dengan sangat cepat, sehingga terdapat peningkatan pengeluaran
energi per orang.
Azaz 11
“ Sistem yang sudah
mantap (dewasa) mengeksploitasi sistem yang belum mantap (belum dewasa). ”
Penjelasan :
Arti dari asas ini adalah pada ekosistem, populasi yang
sudah dewasa memindahkan energi, biomassa, dan keanekaragaman tingkat
organisasi ke arah yang belum dewasa. Dengan kata lain, energi, materi dan
keanekaragaman mengalir melalui suatu kisaran yang menuju ke arah organisasi
yang lebih kompleks, atau dari subsistem yang lebih rendah keanekaragamannya ke
subsistem yang lebih tinggi keanekaragamannya
Contoh :
Tenaga kerja dari ladang,kampung, kota kecil mengalir ke kota
besar(metropolitan) karena keanekaragaman kehidupan kota besar melebihi tempat
asalnya. Atau cendekiawan yang berasal dari daerah enggan kembali ke asalnya,
karena taraf keanekaragaman penghidupan kota besar lebih tinggi dari daerah
asalnya. Dengan demikian keahlian, bakat, tenaga kerja mengalir dari daerah
yang kurang ke daerah yang lebih beraneka ragam corak penghidupannya.
Azaz 12
“ Kesempurnaan
adaptasi suatu sifat atau tabiat tergantung kepada kepentingan relatifnya di
dalam keadaan suatu lingkungan. ”
Penjelasan :
Asas ini merupakan kelanjutan dari asas 6 dan 7. Apabila pemilihan
(seleksi) berlaku, tetapi keanekaragaman terus meningkat di lingkungan yang
sudah stabil, maka dalam perjalanan waktu dapat diharapkan adanya perbaikan
terus-menerus dalam sifat adaptasi terhadap lingkungan. Jadi, dalam ekosistem
yang sudah mantap dalam habitat (lingkungan ) yang sudah stabil, sifat
responsive terhadap fluktuasi faktor alam yang tak terduga ternyata tidak
diperlukan. Yang berkembang justru adaptasi peka dari perilaku dan biokimia lingkungan
sosial dan biologi dalam habitat itu. Evolusi pada lingkungan yang sukar
ditebak perubahan faktor alamnya cenderung memelihara daya plastis anggota
populasi. Sedangkan evolusi pada lingkungan yang mantap, beranekaragam secara
biologi cenderung menggunakan kompleksitas itu untuk bereaksi terhadap
kemungkinan beraneka-macam perubahan.
Implikasi dari asas ini bahwa sesungguhnya tidak ada sebuah strategi
evolusi yang terbaik dan mandiri, semua tergantung pada kondisi lingkungan
fisik. Kesimpulannya bahwa populasi pada ekosistem yang belum mantap, kurang
bereaksi terhadap perubahan lingkungan fisikokimia dibandingkan dengan
populasi pada ekosistem yang sudah mantap.
Contoh :
Adaptasi secara tiba-tiba oleh serangga dan ikan yang berwarna semarak
di daerah tropika yang kaya keanekaragaman.
Azaz 13
“ Lingkungan yang
secara fisik mantap memungkinkan terjadinya penimbunan keanekaragaman biologi
dalam ekosistem yang mantap, yang kemudian dapat menggalakkan kemantapan
populasi lebih jauh lagi. ”
Penjelasan :
Asas ini merupakan penjabaran dari asas 7, 9 dan 12. Pada komunitas yang
mantap, jumlah jalur energi yang masuk melalui ekosistem meningkat, sehingga
apabila terjadi suatu goncangan pada salah satu jalur, maka jalur yang lain
akan mengambil alih, dengan demikian komunitas masih tetap terjaga
kemantapannya. Apabila kemantapan lingkungan fisik merupakan suatu syarat bagi
keanekaragaman biologi, maka kemantapan faktor fisik itu akan mendukung
kemantapan populasi dalam ekosistem yang mantap dan komunitas yang mantap
mempunyai umpan-balik yang sangat kompleks. Disini ada hubungan antara
kemantapan ekosistem dengan efisiensi penggunaan energi.
Contoh :
Jumlah spesies tumbuhan dan hewan habis di eksploitasioleh manusia dan
menyebabkan semakin lama jumlahnya semakin sedikit. Maka dari itu, perlu
diperlukan suatu ilmu untuk menjaga ekosistem ini tetap berjalan baik
Azaz 14
“ Derajat pola
keteraturan turun-naiknya populasi bergantung kepada jumlah keturunan
dalam sejarah populasi sebelumnya yang nanti akan mempengaruhi populasi itu. ”
Penjelasan :
Asas ini merupakan kebalikan dari asas ke 13, tidak adanya
keanekaragaman yang tinggi pada rantai makanan dalam ekosistem yang belum
mantap, menimbulkan derajat ketidakstabilan populasi yang tinggi.
Contoh :
Burung elang sangat tergantung pada tikus tanah sebagai sumber makanan
utama, dan tikus tanah sangat bergantung pada spesies tumbuhan, tumbuhan
tersebut tergantung pada jenis tanah tertentu untuk hidupnya.
Sumber:
No comments:
Post a Comment